Cara Berfikir Bayi yang Unik (Part01)

Adalah fenomena yang menarik dari  orang tua yang memiliki bayi, dikala mereka sedang memperhatikan tingkah bayinya, seolah-olah ada pertanyaan yang timbul apa yang sedang difikirkan sang bayi. terkadang dia tersenyum namun orang tua tidak mengetahui alasan pastinya mengapa bayinya tersenyum.


menurut penulis buku "The Philosophical Baby" Alison Gopnik, otak bayi bekerja lebih keras daripada yang kita bayangkan (kaskus.us). "Hingga sekitar 20 tahun yang lalu, para ilmuwan mengira bahwa bayi itu egosentris dan tidak logis," ujar Gopnik. "Namun kami menemukan bahwa, dalam banyak hal, bayi dan balita tahu, belajar dan berpengalaman lebih banyak bahkan dibandingkan orang dewasa!" (kaskus.us)
  1. Bayi sudah mengerti Anda sejak dini. Selama ini orang menganggap bahwa anak-anak tidak akan bisa memahami pikiran orang lain hingga berusia tujuh tahun. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa mereka sudah mulai memahami sejak tujuh bulan. "Bahkan bayi yang masih sangat kecil tahu bahwa orang memiliki keinginan dan tujuan," ujar Gopnik. "Ketika melihat Anda menggapai sebuah benda, bayi mengerti bahwa Anda ingin memegangnya."
  2. Balita tahu bahwa teman khayalannya tidak nyata. Menurut Gopnik, hampir 70 persen anak-anak memiliki teman khayalan. Bersahabat dengan teman khayalan adalah cara mereka untuk memahami dunia. "Pada usia tiga atau empat, anak-anak mengerti bahwa teman khayalannya tidak nyata," kata Gopnik. "Tapi untuk mencoba memahami orang lain, mereka mulai membayangkan kemungkinan bagaimana jika orang itu tingginya sepuluh kaki atau tidak terlihat orang lain."
  3. Anak-anak butuh jawaban bak tanaman perlu air. Ketika anak Anda terus-menerus bertanya: "Mengapa, mengapa, mengapa?" dia sebenarnya bukan sedang berusaha untuk mengganggu Anda. Menurut Gopnik, anak memang tak tahan untuk tidak bertanya. "Anak-anak terdorong untuk mencari tahu mengenai dunia sebanyak mungkin," katanya. "Untuk itulah mereka mendesak orang dewasa demi jawaban."
dan hal yang menarik lainnya adalah Tim peneliti menemukan fakta bayi menggunakan pengetahuannya untuk menebak-nebak kelanjutan suatu kejadian. Penelitian yang dipimpin Josh Tenenbaum dari MIT menguji aspek kecerdasan alami bayi. Studi yang dipublikasikan di Science itu, menyelidiki kognisi bayi usia 3, 6, dan 12 bulan untuk mengetahui konsep anak usia itu mengenai dunia fisik kebendaan.

Elizabeth Spelke, psikolog profesional dari Universitas Harvard mengatakan, bayi punya prinsip abstrak tentang dunia material kebendaan. Spelke mengamati bahwa bayi akan terkejut saat melihat ‘perilaku’ sebuah benda (inilah.com). Keterkejutan ini dapat diukur dari lama waktu yang mereka gunakan untuk mengamati benda tersebut. Semakin sebuah benda menunjukkan aksi mengejutkan, mereka akan semakin ingin melihat.

Misalnya, bayi usia 12 bulan diperlihatkan empat benda yang melompat-lompat dalam kotak, yaitu tiga benda biru dan satu warna merah. Ia dibiarkan melihat kejadian itu selama beberapa waktu, dan melalui rekayasa, tiba-tiba tutup lubang kotak terbuka dan satu benda melompat keluar lewat lubang.

Hasil penelitian itu menunjukkan, jika tutup lubang itu ditahan 0,04 detik, bayi akan terkejut melihat jauhnya lompatan benda itu ke luar kotak. Jika tutup itu ditahan lebih lama, yaitu dua detik, bayi tidak akan terkejut melihat jarak lompatannya.

Mereka akan terkejut jika yang melompat keluar adalah benda merah. Artinya, melalui pengamatan lebih lama, bayi akan mampu menebak bahwa suatu kejadian akan menampilkan kelanjutan peristiwa berbeda.


Comments

Popular Posts