Pemuda dan Sumpah Pemuda : Perubahan, Semangat dan Kemandirian


Indonesia Merdeka
Merdeka
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman budaya,  Indonesia juga memiliki para pemuda yang lahir dan besar pada keragaman budaya, adat istiadat yang berbeda antar suatu daerah dan daerah yang yang lain, namun pada titik tertentu kita memahami bahwa kita berasal dari satu tanah air yakni Indonesia. Memiliki bangsa yang satu Bangsa Indonesia serta berbahasa pemersatu bahasa Indonesia.


Pemuda sangat identik dengan perubahan, semangat dan kemandirian. Karena Perubahan adalah sarat dengan muatan visi, gagasan, kepedulian dan harapan. Jika kita melirik beberapa perkataan para tokoh tokoh besar berkaitan pada keidentikan Pamuda

John C. Maxwell berujar, ”Orang tidak peduli seberapa banyak yang Anda ketahui, hingga mereka tahu seberapa jauh Anda peduli.”

Dalam The Seven Habits for Highly Effective People, Stephen R. Covey berpesan, ”Taburlah gagasan petiklah perbuatan; taburlah perbuatan petiklah kebiasaan; taburlah kebiasaan petiklah karakter; taburlah karakter petiklah nasib.”

Harapan, menurut Ary Ginanjar Agustian dalam ESQ (Emotional Spiritual Quotient), 2005, adalah bahwa saat kita berjanji, sesungguhnya kita menarik energi suara hati orang lain secara besar-besaran. Inilah yang dinamakan harapan. Lalu energi itu kita bawa pulang, dan jika tidak kita kembalikan ke sumbernya, keseimbangan orang lain akan terganggu. Harapan (akan realisasi janji tersebut) telah kita tarik, dan belum kita kembalikan (baca: janji belum terealisasi). Dan setiap aksi akan menimbulkan reaksi.

Sementara semangat mewakili aksioma optimisme dan proaktif. Menurut Stephen R Covey, ”Sikap proaktif sangat berguna bagi manusia terutama dalam menghadapi rintangan maupun dalam berinteraksi dengan manusia lain. Sikap proaktif menunjukkan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi.”

Lawan proaktif adalah reaktif, Stephen R. Covey, “Reaktif adalah sikap seseorang yang gagal membuat pilihan respon saat mendapat rangsangan atau stimulus dari orang lain.”

Dan kemandirian mewakili muatan kritisisme dan nalar. “Menerima ide-ide tanpa berpikir merupakan virus yang meracuni kebutuhan manusia akan pembebasan, berolah nalar, bertanya dan berimajinasi,” ujar Milan Kundera.

Jika kita melihat beberapa kata dari tokoh diatas wajarlah jika pemuda mempunyai peran penting dalam sebuah perubahan dalam tatanan masyarakat, walaupun tak dapat dipungkiri peran para pendahulu menjadi bagian penting untuk para pemuda saat ini. Dalam bahasan diatas perubahan, semangat, kemandirian, visi, gagasan, kepedulian dan harapan yang dimiliki oleh pemuda tak selalu sejalan pada realitasnya, hal ini dapat dilihat masih banyak para pemuda yang justru terjebak pada narkoba, tauran, dan lain sebagainya. Namun tak sedikit juga para pemuda yang menghabiskan hari harinya untuk konsisten pada kepedulian terhadap masyarakat, ikut andil dalam peran peran pembangunan Negara, dan lain sebagainya. 

Semangat sumpah pemuda semestinya menjadi pemicu, spirit bagi para pemuda di negeri ini untuk kembali berkarya, mengambil peran ditengah tengah masyarakat, ditengah tegah gempuran budaya global, negeri ini butuh para pemangku perubahan, yang memiliki semangat nasionalisme dan kemandirian. Visi Indonesia yang Damai, memiliki gagasan untuk meningkatkan kualitas hidup bermasyarakat, kepedulian terhadap sesama dan Harapan untuk melihat Indonesia yang lebih baik

Comments

Popular Posts